10 Feb 2017

Tesis oh tesis

31 Januari 2017

Alhamdulillaah.. lega.. dan sangat bersyukur.
Tidak berasa 3 semester terlalui juga. Kalo ada yang tanya kuliah di ITB gimana ?? Satu kata yang pertama muncul adalah SUSAH. Kalo mental kalian gak kuat ataupun niat lanjut s2nya masih setengah-setengah saya sarankan jangan masuk ITB. Karena kuliah di ITB itu penuh risiko (ceileh mentang2 topik tesisnya tentang risiko alias ukuran risiko :D)

Kembali ke leptop.
31 januari 2017 merupakan momen spesial. Karena ditanggal itu saya seminar tesis 1 (finally). Setelah perjuangan yang berdarah-darah dan walaupun sekarang masih berdarah-darah juga. Tapi saya mau berbagi cerita tentang bagaimana saya memilih dosen pembimbing.

Sepengalaman saya dalam memilih pembimbing hmmm gimana yaa memulainya (hehe). Sebenarnya ini bukan kali pertama saya melalui fase ini, tapi kali kedua. Yang pertama memang lebih mudah, nah yang kali ini akhirnya saya merasakan apa yang teman2 saya dulu rasakan. Bingung memilih dosen pembimbing. Kuliah yang hanya baru satu tahun dan masih belum banyak mengenal dosen menjadi kendala pertama. Kendala kedua adalah saya bukanlah mahasiswi yang menonjol di kelas, saya termasuk introvert.

Percaya tidak percaya saya akhirnya memilih dosen yang memiliki image buruk di mata senior-senior saya. Begini gambaran mereka, "pak ini itu punya cara berpikir yang berbeda", "kalo mau jadi anak bimbingannya harus nyambung dengan bapaknya", "susah nyambung dengan pak itu", "ah kamu kayaknya ga akan mampu deh", "harus buat laporan tiap minggu", "laporannya selalu dibilang sampah", "ibarat kamu mengerjakan tesis sambil ditendang diguling", "pak ini cuma mau sama anak yang pintar". Oh no! Saya bukan anak yang pintar di kelas.

 Alasan saya memilih beliau karena beliau disiplin, harus buat laporan kemajuan setiap minggunya. hehe saya bukan lah tipe orang yang punya inisiatif sendiri untuk melakukan suatu hal, biasanya yah karena mendesak ataupun sudah deadline. Tugas akhir kan sifatnya semau-mau kita kapan mengerjakan. Kalo dosennya cuek yaah bisa lama juga mengerjakannya.

Dan beliau adalah jawaban dari doa-doa yang saya panjatkan. wkwkw kalo teman2 saya bilangnya lebay. Tapi beneran loh. Saya memilih dosen pembimbing dengan shalat istikharah terlebih dulu alias saya dipilihkan oleh Allah SWT dan beliau juga akhirnya mau menerima saya.

Di awal bimbingan memang terasa saaaangat berat, penuh air mata, drama, heheh.. bahkan sempat hampir menyesal, tapi alhamdulillah belum. Tapi ternyata dibalik semua itu ada buah manis yang bisa saya petik. Beliau sangat kebapakan. Beliau yang selalu marah tiap telat mengirim laporan, tiap kalimat yang saya buat tidak bunyi (versi bahasa beliau),  yang tiap kesalahan itu itu saja tiap minggu. Tapi semua itu untuk kebaikan saya dalam berproses.

Yah walaupun saya agak telat seminarnya dibanding anak-anak bimbingan lainnya, tapi saya termasuk cepat diangakatan saya. Bahkan seangkatan saya belum ada yang seminar tesis 1, selain saya dan kak susi yang sama2 hari seminarnya dan sama2 juga anak bimbingan beliau.

Oh iyaa saya juga baru tau, ternyata ada kebiasaan baik beliau yang orang lain tidak tau, bahkan mungkin dosen lainnya tidak miliki, yaitu beliau punya kebiasaan mentraktir anak-anak bimbingannya tiap kami sudah seminar, yah dengan syarat semuanya harus selesai seminar sih hehe. Katanya biar ga ada yang merasa minder kalo menceritakan pengalaman seminarnya. wuaaaah baikkaaan ! mana dosen seperti beliau.

Mohon doanyaa untuk tesis 2 saya yang masih on going. ^^

-sekian-
salam dari hati yang selalu penuh syukur. :)

20 Mar 2016

JODOH (?)

Bicara tentang jodoh. Sebenarnya masih bukan hal yang biasa untuk saya pribadi. Namun tidak dapat dipungkiri dan dihindari topik mengenai jodoh ini. Saya pun sering bertanya-tanya dalam hati, Siapakah gerangan jodoh saya kelak, siapkah pria yang nasibnya entah beruntung atau malang karena harus berjodoh dengan saya. hehehe..

Disini, saya tidak akan mengartikan jodoh versi menurut saya. Karena saya sendiri pun belum sama sekali paham. Namun yang saya ketahui tentang jodoh adalah manusia diciptakan berpasang-pasangan. Semua sudah tertulis di Lauh Mahfuz. (yang mau tau tentang lauh mahfuz silahkan baca disini). 

Beberapa hari yang lalu saya baru saja bertemu dengan jodoh (read: Novel yang berjudul jodoh). Dari sampul pun sangat menarik. Namun saya tertarik dengan jodoh bukan karena sampulnya. Tapi karena penulisnya, Fahd Pahdepie.

"Cinta selalu membutuhkan ketidak sempurnaan untuk membuktikan kesempurnaannya"

Ada sepenggal kisah yang sangat menarik bagi saya, dan ingin saya share. Saya minta maaf kepada penulis karena tidak meminta izin beliau terlebih dahulu. Tapi semoga bermanfaat untuk pembaca blog saya (kalau ada juga sih yang baca).

Konon, di suatu negeri yang tak diketahui namanya, para lelaki berusaha menemukan jodohnya dengan cara berjalan. Sementara para perempuan berusaha dengan cara menunggu. Di sana, hukum yang berlaku sangat sederhana. Sebagaimana diceritakan turun temurun selama puluhan generasi. 

Setiap kali berjalan satu juta langkah, para lelaki akan menemui seorang perempuan. Di sisi lain, setiap seribu purnama penantian, para perempuan akan ditemui seorang laki-laki. Hanya ada lima kesempatan bagi masing-masing mereka. Setiap bertambah satu juta langkah dan menemui perempuan lainnya, para laki-laki tak bisa kembali ke belakang untuk menemui perempuan yang telah ia tinggalkan. Pun setiap kali bertambah seribu purnama, para perempuan tak bisa lagi memanggil laki-laki yang pernah ia tolak diseribu purnama sebelumnya. Mereka harus menentukan siapa jodohnya dalam waktu yang benar-benar tepat, sebab keterlambatan adalah malapetaka. 

Ini kisah tentang seorang laki-laki yang terus berjalan. Pada saatnya ia menempuh sejuta langkah dan bertemulah ia dengan perempuan itu: seorang gadis baik hati yang pandai memasak. Pada pandangan pertama, si laki-laki menyukai si perempuan, begitu juga sebaliknya. Mereka berkenalan dan saling bertukar isi cerita. Konon, si gadis telah menunggu tiga ribu purnama untuk bertemu dengannya. Namun si laki-laki kecewa karena ternyata dia bukan yang pertama. Laki-laki itu memutuskan untuk pergi. Perjalananku masih jauh, pikirnya. 

Ia menempuh satu juta langkah berikutnya. dan bertemulah ia dengan perempuan itu : gadis baik hati yang pandai memasak dan berwajah cantik. "Mungkin Kamu yang akan jadi jodohku, kata si laki-laki. Namun si perempuan merasa sebaiknya berkenalan dulu, ia tidak mau terburu-buru karena ini baru seribu purnamanya, Si laki-laki kecewa terpaksa harus melanjutkan satu juta langkah ketiganya. Ia terkenang senyum perempuan pertama tetapi ia tak bisa kembali. Dan ia terus berjalan..

Pada akhirnya laki-laki itu bertemu dengan seorang perempuan yang memang jauh lebih baik dari dua perempuan yang telah ia temui sebelumnya : seorang gadis baik hati yang pandai memasak, cantik, dan berasal dari keluara kaya raya. Hari demi hari berlalu, mereka pun menjadi sepadang kekasih. Tahun depan mereka merencanakan sebuah pernikahan. Si ayah perempuan mengingin pernikahan yang paling akbar. Si laki-laki yang berasal dari keluarga biasa pun harus bekerja keras untuk mewujudkannya. 

"Kalau kita sudah menikah, kita akan tinggal disebuah rumah mewah berlantai tiga. Kita akan punya kolam renang, taman belakang, dan kebun tempat kita menanam dan menumbuhkan bunga-bunga", kata si perempuan, berusaha menjelaskan mimpi-mimpinya. 

Pada titik tertentu, si laki-laki akhirnya menyadari bahwa jodoh ternayta bukan sekedar tentang menyatukan "dua hati" tetapi juga dua rumah, dua keluarga, dua mimpi, dua kenyataan, dua harapan, dan seterusnya.. cinta tak sesederhana kata-kata "aku cinta kamu dan dunia harus mengerti itu", cinta adalah "aku cinta kamu dan karenanya aku juga harus mengerti dunia disekelilingmu". 

Satu tahun berlalu, semua rencana mendadak tak tergambarkan. Dan, mimpi-mimpi menjadi semakin samar. Mereka pun berpisah.

Si laki-laki terus berjalan kali ini semakin lambat karena usianya semakin bertambah dan tenaganya berkurang. Lagi pula, patah hai telah membuatnya tak bersemangat lagi. Sesampainya di empat juta langkah perjalanan, seorang perempuan cantik, kaya, baik hati, taat beragama, dan pandai memasak menyambutnya. "Kaulah yang aku tunggu-tunggu" kata si perempuan. 

Disanalah pikiran itu datang: Jika semakin jauh langkah yang ku tempuh perempuan yang kutemui semakin sempurna, aku akan meninggalkannya untuk menemukan perempuan lain yang yang lebih baik lagi. Si laki-laki pada akhirnya pergi meninggalkan perempuan itu. Ia memutuskan menempuh sejuta langkah terakhitnya. Kesempatan terakhirnya. Ia ingin menemukan jodohnya yang paling sempurna. 

Detik-detik terus berguguran, jejak tertinggal, dan si laki-laki telah semakin tua. Dan ternyata, pada langkah kelima juta, tak ada lagi perempuan cantik yang menunggunya. 

Kecuali sebuah makam.

"Jodoh paling sempurna yang kucari ternyata bernama kematian", kata si laki-laki dengan pilu. 

-Sekian- 


Semoga kalia bisa menyimpulkan maknanya sendiri ^~^ 
Jangan lupa beli novelnyaa!!! Yang saya kutip ini adalah bukan inti dari cerita di dalam novel tersebut. Inti dari cerita "Jodoh" ini lebih menarik loh. hehehe.. *promosi, padahal bukan buku saya








14 Nov 2015

Bukan lagi anak rumahan tapi anak rantau

Bukan lagi anak rumahan tapi anak rantau, begitulah tagline yang sesuai dengan saya saat ini . Tapi bayang-bayang anak rumahan tidak bisa lepas dari si anak rantau ini. hehehee..

Di cap sebagai anak rumahan oleh teman-teman kadang membuat saya jengkel. Tidak boleh keluar malam adalah satu-satunya indikator yang membuat saya terindikasi sebagai anak rumahan. Menjadi anak rumahan sebenarnya bukanlah hal yang negatif. Tapi entah mengapa kadang saya merasa malu. Bayangkan saja disaat usia berkepala dua saya masih harus menerima larangan tidak boleh keluar malam. Dimana teman-teman yang seusia saya bebas melang-lang buana dimalam hari. Bebas malam mingguan. Bebas berorganisasi, dimana hampir 80% kegiatan organisasi mengadakan rapat hingga malam hari.

Banyaknya ajakan jalan yang mensyaratkan keluar hingga langit gelap membuat saya malas untuk menerima ajakan mereka. Karena saya cukup malu untuk berpamitan pulang lebih duluan dan harus menyebutkan alasan 'saya dilarang keluar malam' yang tentunya akan membuat dahi mereka makin berkerut-kerut jika saya mengatakannya. Hal inilah yang membuat teman saya itu-itu ji saja. Dengan kata lain yaah saya tidak punya banyak teman.

Selama menjadi anak rumahan tentunya "kebebasan" menjadi hal yang paling diidam-idamkan. Hingga akhirnya kesempatan untuk tinggal jauh dari pengawasan orang tua tiba. Tinggal berbeda pulau dengan orang tua. Menjadi anak rantau adalah hal yang dulunya sangat saya inginkan.  Namun kebebasan yang saya ekpektasikan tidak se-WOW realita yang saya dapatkan.

Sekarang saya bebas menginap dikosan teman (cewek). Hal yang sulit saya lakukan kemarin-kemarin. Tapi ternyata kebebasan fisik yang saya peroleh tidak sejalan dengan kebebasan hati saya. Karena selalu saja muncul perasaan khawatir. Jadinya saya lebih banyak menawarkan tempat untuk acara nginap-nginapan. hehehe..

Sekarang saya bebas keluar malam. Namun ketika saya menerima ajakan teman untuk hangout. Lagi dan lagi saya merasa khawatir jika langit mulai gelap. Malam akan tiba. Kejahatan akan meraja lela. Apalagi banyak berita kejahatan di angkutan umum, dan untuk minta diantar pulang oleh teman (laki-laki) pun saya sangsi.

Sekarang saya bebas pulang jam berapapun. Dengan jadwal kuliah yang tidak padat. Membuat saya bebas untuk melakukan apa saja selepas kuliah. Tapi baru juga 3 bulan berlalu bosan juga rasanya dan sekarang selesai kuliah langsung pulang dikosan.

Hal-hal yang dulu tidak boleh saya lakukan dan membuat penasaran sampe tahunan, ternyata rasanya biasa-biasa saja. Menyesal juga kenapa dulu sempat marah karena dilarang-larang. Malahan saya sudah sadar dan bersyukur karena sudah dibiasakan untuk menjadi anak rumahan.


http://www.resepkuekeringku.com/2014/11/resep-donat-empuk-ala-dunkin-donut.html http://www.resepkuekeringku.com/2015/03/resep-kue-cubit-coklat-enak-dan-sederhana.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/10/resep-donat-kentang-empuk-lembut-dan-enak.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/07/resep-es-krim-goreng-coklat-kriuk-mudah-dan-sederhana-dengan-saus-strawberry.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/06/resep-kue-es-krim-goreng-enak-dan-mudah.html http://www.resepkuekeringku.com/2014/09/resep-bolu-karamel-panggang-sarang-semut-lembut.html